Warga SMAN 1 Pandaan Ciptakan Wastafel Sensor

Foto saat warga Smanda menggunakan wastafel sensor

Pasien positif kasus COVID-19 di Indonesia telah mencapai angka 207.203 per Kamis (10/9/20). Berdasarkan data tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa di Kabupaten Pasuruan pun ikut mengalami peningkatan. Ditinjau dari data yang didapat dari PEMPROV JATIM, angka kasus pasien positif corona di Kabupaten Pasuruan telah mencapai angka 1.212. Pesatnya pertumbuhan laju pasien positif corona disebabkan kurangnya kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan yang telah dianjurkan pemerintah, salah satunya yaitu sering mencuci tangan dengan sabun selepas berkegiatan.

Mencuci tangan di wastafel umum secara bergantian dapat menciptakan suatu klaster kasus COVID-19 baru, mengingat setiap orang bergantian menyentuh mikro control pada wastafel. Keresahan tersebut memberi dorongan kepada salah satu warga SMAN 1 Pandaan untuk menciptakan sebuah wastafel sensor tanpa melakukan kontak langsung terhadap mikro control. Ide pembuatan produk tersebut dicetuskan dan dibuat oleh Bapak Haritsun, seorang warga SMANDA dengan dibantu Bapak Kurniawan Widiyanto.

Bahan-bahan pembuatan wastafel sensor yaitu baskom, dua buah tempat sampah atau timba, mika plastik, alat sensor berupa inframerah dan relai. Cara pembuatannya yaitu dengan menumpuk dua buah tempat sampah atau timba, lalu ditutup oleh mika plastik agar timba tidak terlihat. Pada bagian atas timba, diletakkan sebuah baskom kemudian pada bagian otomatis dipasang inframerah, solenoid sebagai ganti kran, dan relai pengganti dari mikro control agar tangan tidak melakukan kontak langsung.

Foto Pak Haritsun


SMAN 1 Pandaan berencana memperbanyak jumlah wastafel sensor untuk persiapan sekolah tatap muka mendatang. Harapannya, semua warga dapat menggunakan produk tersebut sesuai dengan protokol kesehatan. Sementara, pihak sekolah menyebar lima produk awal di sekitar gerbang masuk untuk para tamu yang berkunjung ke sekolah.

“Saya kira wastafel sensor ini cukup efektif untuk para siswa jika lebih dari satu, kalau hanya satu membuat para siswa berkerumun dan dapat melanggar aturan protokol COVID,” terang Pak Kurniawan Widiyanto, salah seorang warga SMANDA yang berkontribusi pada pembuatan wastafel sensor ini.

Dikarenakan bahan-bahan pembuatan yang belum memadai, sementara hanya diproduksi lima produk. Berikutnya direncanakan akan diproduksi dengan jumlah banyak dan diletakkan di setiap kelas. Dengan adanya wastafel sensor tersebut, diharapkan dapat mengurangi kekhawatiran akan penyebaran virus dari mikro control wastafel. Selain itu, diharapkan juga warga SMANDA dapat mematuhi protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

Reporter : Dannysha Putri
Fotografer : Fatkur Rochman
Redaktur : Mayang Restiawati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *